Wednesday, September 9, 2015

Asal Muasal Nama Mayangsari

Belakangan ini ramai pemberitaan dengan nama-nama unik di Indonesia, mulai dari "Tuhan", "Saiton", bahkan "Satria Baja Hitam" yang cukup menghebohkan beberapa media ini, sedikit intermezo di tengah-tengah hiruk pikuknya negara ini karena harga dolar yang naik turun, lalu anggota DPR yang bertemu dengan Donald Trump dan lain-lain.

kembali ke persoalan NAMA. yak, nama-nama tersebut memang terdengar menggelitik, mungkin orang tua mereka memiliki maksud tersendiri memberikan nama seperti itu. 

contohnya adalah saya, saat lahir sempat terjadi perdebadat keluarga perihal pemberian nama saya. awalnya mamah ingin memberikan nama yang sama seperti nama belakang dokter kandungan yang sudah membantu proses kelahiran saya dengan harapan suatu hari nanti saya bisa seperti beliau. namun karena nama tersebut tidak sesuai dengan ideologi keluarga saya, alhasil terjadilah perdebatan antara om, mamah, dan ayah. 

setelah masuk keruang perawatan, mamah menonton televisi dan menyaksikan acara musik dan artis Mayangsari sedang bernyanyi, saat itu artis tersebut sedang naik daun. alhasil mamah memutuskan memberi nama belakang "Mayangsari", dan di setujui oleh keluarga lainnya. 

Jadilah nama "Anita Dwi Mayangsari", Anita karena nama kakak saya Anisa kata mamah sih agar terlihat jelas kalau kita kakak beradik, dan mamah berencana kalau memiliki anak laki-laki akan di beri nama "Andika" tapi sayangnya saya tak sempat memiliki adik. 
Sedangkan Dwi, karena saya adalah anak kedua. sempat muncul pertanyaan kenapa nama kakak tidak ada nama Eka sementara kakak adalah anak pertama, mamah tidak menyukai nama Eka karena dia pernah punya anak murid bernama Eka, dan anak itu bandel dan suka bermasalah mamah tidak mau kakak bandel seperti muridnya itu.
Dan terakhir Mayangsari, setelah perdebatan yang cukup membuat mamah bingung, akhirnya saya di beri nama itu. nama yang muncul setelah menonton televisi. 

dan waktu terus berlalu, saat masuk sekolah saya ingin sekali di panggil Mayang. menurut saya nama Mayang itu sangat feminim, dan cantik. mamah sempat merasa keberatan karena di keluarga besar saya lebih familiar di panggil Adek, atau ade nita (oleh tetangga dan teman main). tapi akhirnya mamah mengalah dan mengizinkan saya di panggil Mayang saat disekolah walau menurut mamah nama tersebut sangat asing ditelinganya. 

Saat kelas 3 SD, waktu itu sedang booming sinetron Tersayang, dimana tokoh utama-nya bernama Mayang (Jihan Fahira) dan Dion (Anjasmara) bahkan Topi mereka yang berwarna biru dan pink sempat menjadi trend, hampir semua teman-teman saya memiliki topi tersebut warna pink untuk anak perempuan dan warna biru untuk laki-laki. Kecuali saya yang tidak tertarik memiliki topi itu,  saat itu kakak saya sangat tergila-gila dengan MTV dan anti sinetron jadi sejak kecil saya tidak suka menonton sinetron hingga saat ini sehingga saya tidak berminat memiliki topi itu. 
apalagi, karena nama saya sama dengan tokoh sinetron itu, hampir setiap hari di sekolah saya selalu di sapa, " Mayang... Dionnya kemana?" awalnya saya biasa-biasa saja, tapi lama kelamaan jadi menyebalkan. karena apa yang mereka tonton di sinetron itu akan di kaitkan dengan saya di sekolah.
saya sempat mengadu ke mamah untuk bilang ke guru supaya teman-teman tidak mengganggu saya dengan tokoh sinetron yang mereka tonton, tapi mamah menyuruh saya untuk cuek saja. 
" diemin aja! nanti juga capek sendiri.", " biarin aja, kan kamu jadi terkenal" 
saya pun mengikuti saran mamah, supaya cuek dan masa bodoh. kalau ditanya, " Mayang... Dion-nya kemana?" kadang saya menjawab, " Dion-nya kecebur dilaut", " Dion-nya lagi ke luar negeri." sampai sinetron itu berakhir, dan mereka lupa dengan tokoh-tokoh sinetron itu. 

tidak hanya itu saja, ketika SMP kelas 3 ada sinetron ramadhan yang judulnya apa saya lupa, pemeran-nya adalah Krisdayanti yang berperan sebagai (Mayang) dan pemeran lainnya ada Ramzy. seingat saya saat itu Ramzy berperan sebagai orang minang, yang sering memanggil Mayang dengan sebutan "Uni Mayang". dan terjadi lagi, di sekolah teman-teman memanggil saya Uni Mayang. tak menjadi suatu masalah karena kebetulan saya juga memiliki darah minang, so.. saya biasa saja saat orang menyapa saya "Uni Mayang"

pada awal-awal masuk SMA muncul lagi pemberitaan tentang kasus rumah tangga artis yang menjadi inspirasi mamah memberikan nama, "Mayangsari" saat saya SMA pemberitaan tentang artis tersebut masih samar-samar, pernah suatu hari saat pendaftaran SMA nama saya di panggil oleh Panitia untuk memberikan formulir pendaftaran. ketika nama saya di sebut, "Anita Dwi Mayangsari" seketika ibu-ibu yang mengantarkan anak-nya menyoraki kakak, kebetulan waktu itu yang mengambil formulir bukan saya. entah apa maksud ibu-ibu tersebut bersorak setelah nama saya di panggil. sementara mereka biasa-biasa saja saat nama lain di panggil. 

Dan saat pemberitaan tentang artis itu menjadi jelas, pada awal-awal masuk kuliah saya yang hanya memiliki nama sama oleh merasakan dampak dari pemberitaan tersebut. 
"wah kamu kan yang .......... istri orang" (pasti mengerti lah maksud bagian yang kosong itu?), 
" dasar kamu ............. istri orang" 
dan seperti sudah terbiasa ketika masalah yang sama saat SD, saya pun menganggap santai orang-orang yang berkata seperti itu. 

"woalah.. yo daripada urusin urusan orang mending urus diri sendiri aja dulu." kata saya pada suatu saat. 

sempat kesal sih, bahkan sempat protes ke mamah kenapa harus memberikan nama itu?
" mana mamah tau kalau begini ujungnya?" seru mamah. 
kenapa orang yang berbuat sesuatu, sementara kita yang memiliki kesamaan yang tidak disengaja itu juga menjadi bulan-bulan? 

menyalahkan orang itu? loh apa hak saya? setiap orang pasti memiliki permasalahan sendiri, dan didunia ini sudah menjadi hal yang wajar bila terjadi kesamaan yang tidak di sengaja, huruf alfabet cuma A sampai Z, angak cuma 0 sampai 9, tangga nada do sampai do, bumi itu bulat, jadi sudah menjadi hal yang lumrah kalau ini semua terjadi. 
so.. nikmati aja, kalau saya sih mengambil sisi positif dan membuang sisi negatif dari artis yang memiliki nama sama dengan saya itu.toh manusia di bumi tak ada yang sempurna, yang sempurna hanya Allah SWT semata. 


hayo yang memiliki nasib sama dengan saya mana suaranya??

Note: tulisan ini murni curhatan saya saja, mohon maaf bila ada pihak-pihak yang kurang berkenan. 

No comments:

Post a Comment