langkahnya gontai, matanya menerawang jauh kedepan. lepas tak terbatas.
" tak setahun, atau dua tahun aku mengenalnya. tapi bertahun-tahun lamanya aku sudah mengenal dia." ujar Kinar, ya gadis itu bernama Kinarsih.
" lalu, saat keluargamu terpuruk. dan ia mengucapkan fitnah yang kejam itu. kau hanya diam?" tanya Andes.
" dia tidak memfitnah, dia hanya mengatakan sesuatu agar orang lain tidak menyukai ku." jawab Kinar seraya tersenyum.
Gadis itu duduk di kursi yang berwarna kelabu itu, diikuti olah Andes.
" tapi dia membongkar semua rahasia yang kamu ceritakan padanya." seru Andes.
" aku tahu, dan sebelum bercerita kepadanya. aku sudah lebih dulu menyaring cerita yang harus ku ceritakan padanya."
" maksudmu?" tanya Andes, seraya mengerutkan alisnya. ia menghela napas, lalu menyimak kata yang terucap dari sahabatnya itu.
" yang kau dengar darinya tentang diriku, siapa diriku, bagaimana sifatku, orang-orang disekelilingku sudah mengetahuinya. itu sedah menjadi rahasia umum, mengenai keburukanku, kamu akan mengetahuinya setelah benar-benar mengenalku." jawab Kinar, seraya tersenyum simpul.
mereka berjalan menelusuri jalan setapak, menuju sebuah taman kecil. terdapat kolam ikan kecil, disertai suara gemercik air yang berasal dari air terjun buatan yang mengairi kolam tersebut.
" lalu, kamu mengetahui penyebab ia melakukan hal tersebut?" tanya Andes, sambil melemparkan beberapa makanan ke dalam kolam ikan itu.
" ia menyukai ku." jawab Kinar, lalu tertawa kecil. Andes terkejut mendengar jawaban gadis itu. "jelas sekali ia menyukaiku, dengan segala kekurangan yang aku miliki. ia malu untuk menyatakan perasaannya. gengsi menuasai dirinya." lanjut Kinar.
" tapi dia sudah memiliki kekasih"
" ya dia sudah memiliki kekasih, tapi ia tak pernah rela bila aku bersama degan pria yang lebih baik darinya."
Andes terdiam, ia memandang wajah Kinar. tidak terlihat raut wajah berbohong.
" termasuk dirimu." lanjut Kinar.
sekejap jantung Andes berdegub begitu kencang.
No comments:
Post a Comment