Thursday, March 12, 2015

Cuma (CALEG) gagal

Suatu hari, gue melintas di jalanan yang letaknya tidak jauh dari rumah. kebiasaan gue saat pulang kerja adalah, memakai earphone. padahal gak ada lagu yang gue dengar.
waktu itu ada beberapa orang sedang duduk bersama, saat gue melintas mereka melihat gue. lalu mereka berbisik, lebih tepatnya sih BERSUARA.karen gue dapat dengan jelas mendengar perckapan mereka.
" itukan caleg ya?" ujar salah satu orang sebut saja bapak A.
" iya.. itukan caleg" sahut Bapak B.
" iya, caleg gagal." lanjut Bapak A, di sambut tawa mereka berdua.
gue pun melirik kearah mereka, sambil menggerakan mulut. seolah sedang bernyanyi (nyanyi? dengerin lagu? iya.. lagu senyap hahaha). mereka pun seolah tak peduli, dan tentunya tidak mengetahui bahwa gue mendengar percakapan mereka dengan jelas.

sudah beberapa kali, gue mendengar ucapan CALEG GAGAL. baik dalam bentuk ucapan secara langsung, sindiran, atau kasus yang terjadi pada bapak-bapak rumpi diatas.


what should i do?
setelah penghitungan suara selesai, dan gue fix gagal menjadi anggota legislatif. beberapa sahabat gue, memberikan support yang intinya, meminta gue untuk tetap semangat, dan jangan bersedih.
mungkin mereka takut, nasib gue sama seperti beberapa teman yang gagal, kalau gak berakhir di rumah sakit jiwa, kantor polisi, atau batu nisan.. hiii...

sejak awal, gue menempatka diri untuk tidak banyak berharap. dan tentunya, setelah mengetahui penghitungan suara? yak.. gue biasa-biasa saja.. (sumpah.. gak bohong)

Faktor yang menyebabkan gue biasa aja adalah :
1. hello.. gue masih muda, gagal masih ada kesempatan lain.
2. setelah gue masuk kedalam ruang lingkup dunia tersebut, dan gue semakin yakin isn't my world ( alasannya kenapa? cukup gue dan keluarga gue yang metal-metal yang tahu, hahah)

so...

beberapa waktu setelah penghitungan selesai, gue masih mendengar ledekan-ledekan dari orang sekeliling.
seperti nama gue di ganti menjadi caleg, " caleg mau kemana?" " ah bisa aja caleg nih", atau kalau gue melakukan kesalahan  mereka bilang, " aduh.. calek gagal salah mulu. lo stress ya gak kepilih jadi caleg?".
gue tahu, di lubuk hati mereka paling dalam. tidak ada maksud untuk menghina gue. hanya saja gue ingat kata-kata dari teman gue si Gayung. "di balik tawa kita, pasti ada orang yang teraniaya".

gue teraniaya? mungkin kalau orang yang punya perasaan sensitif akan merasa teraniaya atau tersinggung.
kalau gue? sabodo teuing kalo kata akang-akang sunda.

intinya sih, gue muda, 23 tahun (saat itu), dan gue sudah melalukan sesuatu yang belum tentu terpikir oleh anak muda seperti gue.

dan menanggapi percakapan bapak-bapak rumpi tadi, gak apa-apalah jadi "CALEG GAGAL" dari pada jadi "MANUSIA GAGAL" (sedih deh plincess.. :(  hehehe)

No comments:

Post a Comment