Hampir 3 tahun saya harus bersahabat dengan penyakit ini, penyakit yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Saat dokter mendiagnosa saya menderita Hipertiorid. Bukan tangisan yang pecah, melainkan ribuan pertanyaan yang memenuhi kepala ini.
"Kok bisa?"
"Sakit apaan nih?"
"Ini sakit model apa?"
Secara badan ini tidak merasakan keluhan tertentu, hanya maag yang sering kambuh, sering pingsan, bahkan setiap pagi sebelum berangkat kerja saya harus touch up ulang karena keringan sebesar jangung menghapus bedak yang menempel diwajah.
"Whaaattt???" Setelah di jelaskan oleh dokter, ternyata keluhan yang saya rasakan adalah sebagian besar dari gejala hipertiroid. Lantas bagaimana hingga akhirnya saya bisa ke dokter? Lalu tiba-tiba diagnosis itu menjadi milik saya?
Dari beberapa teman yang juga menderita hipertiroid, mereka mengetahui bahwa mereka menderita hipertiroid saat berat badan mereka sudah turun sampai 30kg, tubuh mereka seperti tulang dibalut kulit, dengan mata menonjol seperti mata ikan.
Sementara saya? Saat sudah ke dokter, berat badan saya baru turun 20kg dari berat badan saya sebelumnya (baru 20kg? Hahaha.. menurut saya itu lebih baik ketimbang saya harus kehilangan bobot bb saya hingga 30kg 🙈😂)
Saya pikir berat badan saya berkurang akibat porsi kerja yg semakin berat, sebebelumnya saya adalah pejuang kereta. Lari sana sini, lompat sana sini supaya tidak tertinggal kereta. Naik turun tangga stasiun tanah abang setiap senin-sabtu 2x sehari. Saat itu di st. Tanah Abang belum dibuat eskalator. Di tambah dari stasiun sudirman, saya lebih suka jalan kaki ke daerah taman menteng saat pergi atau pulang.
Sudah terbayang berapa energi kalori yang terbakar, makanan yang baru masukpun mungkin langsung terbakar karena tubuh yang selalu aktif bergerak. (Saya hanya kuat setahun, setelah itu resign karena kejauhan dan akan di pindahkan ke cabang lain yang semakin jauh dari rumah)
Tetapi kakak saya seorang ahli gizi menjabarkan, bahwa tidak mungkin berat badan turun hingga 20kg dalam kurun waktu setahun dan dengan porsi makan macam kuli.
Di tempat kerja yang baru, gejala-gejala tersebut semakin terlihat jelas. Apa yang saya makan langsung keluar (throw up), keringat sebesar jagung pipil, dan berat badan saya turun 2kg dalam sehari.
(Gejala ini semakin menjadi setelah saya patah hati, saat gebetan yang saya suka tak mekberi respon yg baik. Walaupun sekarang doi bertanggung jawab bikin saya tambah down dengan menjadi suami saya.. kapan-kapan saya ajarin cara membolak balikan hari pria..hihihihi)
Saat itu Kakak saya semakin yakin bahwa ada yang tidak beres dengan saya, adik satu-satunya ini sedang tidak baik-baik saja.
Setelah bertanya ke temannya seorang dokter, mereka menyarankan saya untuk ke spesialis penyakit dalam.
Diagnosa awal, dokter tidak yakin saya memiliki masalah kesehatan. Tetapi dari keluhan yang saya rasakan, dan bentuk fisik saya yang semakin meyakinkan. Dokter meyarankan untuk test hormon tiroid T3,T4, dan TSHs.
Karena dari seluruh check darah seperti kolestrol, gula darah, dll tidak ada masalah.
Dokter juga sempat tanya,
"Apa kamu merasa suka panik belakangan ini?"
Sayapun menjawab, "sayamah emang orangnya panikan dok, dari kecil 😂.
Setelah test darah keluar, dan membaca hasilnya..
Saat itu saya test darah di lab luar rumah sakit, jadi saya ambil sendiri hasilnya. Dan saya baca didepan tukang gorengan (waktu itu laper dijalan beli gorengan dulu 😂)
Sebelumnya dokter sudah curiga kalau saya hipertiorid, tetapi test darah belum keluar.
Hasil menunjukan t3 t4 yang tinggi, sementara tshs rendah..
Saya browsing di google pun hasil tersebut menunjukan hasil pemeriksaan hormon bagi penderita hipertiorid.
Keesokan harinya saya bertemu dokter, setelah membaca hasil lab..
Beliau hanya berbicara,
"Ok.. saya kasih kamu obat.. minum yang rutin, gak usah panik atau sedih. Sakit ini pengobatannya pelan-pelan, jadi kamu harus sabar".
Saat itu saya diantar mama, dan kami naik motor. Saya yang bawa motor (pasien bawa motor sendiri 😂). Dijalan saya masih bisa mengatur konsentrasi.
.
Sampai dirumah, tangispun pecah.. terlebih setelah browsing di google.
GUYS.. FYI..
Jangan telan mentah-mentah informasi di google, lebih baik tanya langsung ke dokter. Tanyakan pada akhlinya.
Setelah saya pelajari lebih jauh, diagnosa yang umum ada di google itu adalah dampak buruk dari hipertiroid bila tidak diobati.
Dan bila di telan mentah-mentah bisa jadi pemecah bangsa, tali kasih, percintaan, hingga pelaminan.
Siapa bilang penderita hipertiroid gak bisa hamil? Susah punya anak?
Buat kalian yang ditinggalkan kekasih hati karena alasan tidak punya anak, please ikhlaskanlah mereka.. berarti mereka orang yang tidak mau berjuang sama2 dengan kita.
Saya hamil diusia pernikahan 4 bulan, saat itu hormon tiroid sedang tinggi-tingginya. Saat itu sebetulnya tidak disarankan untuk hamil sampai hormon tiroid saya stabil. Akhirnya saya minum obat tiroid selama 9 bulan, dan hidup disiplin minum obat, dan periksa hormon setiap bulan-nya..
Sekarang anak saya sehat walafiat, bahagia, dan ceria.. 😊
So.. JANGAN TELAN MENTAH-MENTAH BERITA DI GOOGLE YA GUYS..
.
.
Ok sekian dulu dari saya, insya allah next time saya akan menceritakan apa aja sih yang dirasakan oleh penderita hopertiroid? Katanya ratu drama ya? Baper tingkat nasional? Saya bercerita berdasarkan perspektif dari saya. Belum tentu sama dengan penderita hopertiroid yang lain..
No comments:
Post a Comment