Tuesday, October 6, 2015

Merindukan Langit Biru Natuna

Sebelumnya saya sudah pernah membahas mengenai asap pembakaran hutan yang singgah di pulau tempat kami tinggal. karena letak Pulau Natuna berada ditengah-tengah antara Sumatera dan Kalimantan tak pelak kamipun mendapat kiriman dari dua wilayah tersebut. 
Memang yang dirasakan tak separah teman-teman di Riau atau Palangkaraya hanya mengganggu penerbangan selama hampir seminggu lamanya pesawat tak bisa mendarat di Lanud Ranai. Kapal penumpang juga sempat terlambat kedatangannya, sehingga kami mengatakan "Natuna Terisolir" bagi kami yang tidak memilki keperluar di luar pulau kata tersebut hanya seperti guyonan belaka, namun bagi mereka yang memiliki kepentingan di luar pulau pastinya ini sangat mengganggu. 

saya tidak akan membahas mengenai isu yang sedang merebak saat ini, seperti bagaimana sikap pemerintah, atau lain halnya. 

saya hanya sedang merasakan kerinduan, rindu dengan langit Natuna yang biru Sinar Matahari yang menyilaukan dan menghangatkan, lensa kamera yang dapat menangkap keindahan-keindahan Pulau ini. namun, dalam waktu hampir sebulan semuanya tertutup asap langit berwarna putih kelabu, dan kami belum melihat lagi langit yang dihiasi awan-awan beraneka rupa. 

kini, kami belum juga berjumpa dengan langit seperti ini. hampir setiap hari saat mata terbuka, saya selalu melihat keluar jendela rumah dan melihat apakah langit Natuna sudah kembali normal? namun saya belum mendapatkannya hingga saat ini. 

Seperti biasa minggu lalu saya bersama keluarga melakukan traveling ke sebuah tempat yang dinamakan Tanjung Datuk. namun karena di google map tempat tersebut belum terdaftar, sehingga saya tidak dapat memprediksi berapa jarak tempuh dari rumah menuju Tanjung Datuk. 



Pastinya perjalanan yang ditempuh cukup jauh, saat berangkat kami menelusuri pinggir pantai di sebalah kanan sedangkan disebelah kiri masih banyak pepohonan yang sebagian sudah kering namun masih banyak juga pepohonan hijau. seperti yang saya katakan diawal, meskipun kami berangkat disiang hari dimana langit terlihat begitu indah berwarna biru jernih tanpa awan namun pemandangan itu tak terlihat saat itu. karena cuaca tidak dalam keadaam mendung, dan saya berusaha menghibur diri dengan mengatakan bahwa kamera digital saya rusak, atau saya masih belum ahli mengambil gambar. karena saya hanya menggunaka photohop untuk mengedit Contrast dan Brightness-nya saja. tidak ada efek-efek lebih yang di berikan. 





sesampainya di Tanjung Datuk, kami di sajikan sebuah pemandangan yang cukup indah. karena tempat tersebut termasuk tempat ketinggin, dari tempat itulah kita dapat memandang lautan lepas yang untuk kesekian kali saya katakan masih tertutup oleh kabut asap sehingga warna toska yang sering muncul tak terlihat saat itu. 

saya sangat merindukan memandang langit Natuna yang biru dan jernih, dan Asap segera menghilang dari Indonesia. dan Indonesia kembali menjadi cantik seperti biasanya tanpa kabut asap di mana-mana. 


No comments:

Post a Comment