Finally, semenjak tinggal di pulau yang tidak membuat diri ini terkuras oleh macetnya ibu kota. saya jadi memiliki waktu luang untuk melakukan sesuatu yang mungkin dulu sangat sulit di lakukan saat di Jakarta.
Yup,, i'm gonna be traveller...
semuanya bermula ketika saya baru pindah di pulau ini, darah yang masih terbiasa dengan kesibukan dan kemacetan seketika di tempatkan pada suasana yang sepi, tanpa kemacetan alhasil saya merasa sedikit jenuh.
oleh karena itu, kakak saya yang sudah lebih lama tinggal di pulau ini menularkan kebiasaannya yaitu pergi jalan-jalan dengan mobilnya.
bermodalkan bensin Rp.100.000,- sudah cukup untuk jalan-jalan. kita memiliki beberapa shift (tsahh.. macam perawat saja ada shift segala hehehe)
Shift 1 : sore / malam hari.
saat-saat genting yaitu setelah Adzan Isya berkumandang, biasanya bila tubuh ini tidak terlalu lelah, acara tv yang membosankan, dan mati lampu (sering banget loh disini mati lampu) kami pergi keluar rumah, entah kemana tujuan kita. sebenarnya terlihat konyol, bahkan sedikit gila. karena penerangan jalan pulau ini masih minim membuat kita terlihat konyol untuk jalan-jalan dimalam hari karena kami tidak dapat melihat apapun kecuali rumah warga yang sudah diberi penerangan, atau lampu jalanan yang hanya tersedia di daerah kota.
biasanya kami menelusuri jalan menuju pantai Tanjung yang melewati jalan sepi penduduk, sehingga hanya kegelapan yang menemani perjalanan kami
lalu untuk apa jalan-jalan?
ya yang penting tidak stay dirumah, pergi keluar rumah, ngobrol sepanjang jalan, mendengarkan lagu-lagu, berita radio (kalau tidak mati lampu) setelah itu pulang kembali ke rumah, masuk kamar, dan bobok cantik.
Shift 2: hari minggu / tanggal merah
ya! sudah seperti kewajiban bagi saya dan keluarga kakak saya untuk jalan-jalan (kecuali kalau cucian menumpuk/ banyak pekerjaan). hampir semua tempat sudah kami jelajahi di pulau Natuna ini kecuali pulau-pulau disekitarnya dikarenakan akomodasi yang masih kurang, menurut kabar sebentar lagi akan disediakan kapal roro antar pulau sehingga kita dapat berwisata ke pulau-pulau tanpa harus meninggalkan mobil di pelabuhan dan sesampainya di pulau kita dapat menggunakan mobil sendiri. ah.. semoga saja cepat terwujud..
yak, travelling dengan mudah menjadi sahabat saya saat ini padahal saya adalah tipe orang yang betah berlama-lama berdiam diri didalam rumah/kamar. tetapi sekarang seperti ada rasa janggal bila waktu libur tidak diisi dengan jalan-jalan. apalagi setelah camera digital saya kembali pulih, hampir kemana pun tempat tak luput dari bidikan kamera digital saya.
apalagi setelah saya memposting foto-foto hasil jepretan saya di Instagram, lah kok keren sih! jadi seperti ada candu didalam diri saya untuk Travelling..
so... i will be traveller meskipun masih ada rasa takut ke tempat tertentu, saya akan mencoba untuk memulainya termasuk keluar pulau, dari Sabang sampai Merauke? why? Why not? hahahaha...
Monday, October 19, 2015
Sunday, October 18, 2015
Black and White Edition : Random
Sometime, we need to make something difference.
why?
coz, life too short to act something bored..
hehehe.. bener gak tuh tulisannya?
intinya,
ada manusia yang diciptakan oleh Tuhan seseorang yang tidak menyukai sesuatu yang berulang - ulang (mudah bosan) dan mereka tidak menyukai pekerjaan yang mengulang dari satu hari ke hari berikutnya.
bukankah hidup terlalu membosankan untuk melakukan sesuatu yang itu-itu saja?
why?
coz, life too short to act something bored..
hehehe.. bener gak tuh tulisannya?
intinya,
ada manusia yang diciptakan oleh Tuhan seseorang yang tidak menyukai sesuatu yang berulang - ulang (mudah bosan) dan mereka tidak menyukai pekerjaan yang mengulang dari satu hari ke hari berikutnya.
bukankah hidup terlalu membosankan untuk melakukan sesuatu yang itu-itu saja?
Kadang orang bahkan tidak melihat kita sama sekali, merendahkan dan meremehkan apa yang sedang kita perbuat. di jatuhkan dan di singkirkan tanpa mereka sadari bahwa kita manusia yang memiliki nyawa, perasaan, dan akal..
Perlu melewati jalan yang sulit, demi impian menitih jalan terjal bila tidak berhati - hati kita akan terperosk jatuh.
Diperlukan kaki yang kuat dan kokoh agar kuat menghadapi perjalanan yang panjang, dan medan yang sulit.
menikmati hidup juga perlu dilakukan, agar syaraf-syaraf tegang di tubuh ini merasa rileks, dan menjadi segar kembali dengan ide-ide cemerlang.
Berlari, bukan menghindar tetapi berlari untuk menggapai kebahagiaan.
Mengawasi diri sendiri, apakah yang kita lakukan sudah sesuai bagi diri. akankah itu membahayakan atau menguntungkan.
Menjalani hidup itu mudah, namun saat hidup tak di maknai dengan baik akankah nilai esensi dari kehidupan dapat berguna?
Friday, October 16, 2015
Alif Stone Park Natuna Island
Wisata menjelajahi yang menyajikan sebuah pemandangan bebatuan yang besar dan bertebaran dimana-mana, di tempat ini kita bisa menjelajahi satu batu ke batu lainnya yang lebih tinggi dan lebih rendah. namun jangan salah sangka atau menebak bahwa saat ini saya sedang berada di Belitung, tempat para Laskar Pelangi tinggal.
Nama tempat wisata ini berada di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Namanya Alif Stone Park letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Ranai. di tempat ini kita disajikan oleh pemandangan pantai yang memiliki ombak tenang, juga hamparan batu yang berdiri kokoh. konon, dinamakan Alif Stone karena salah satu batu ini terdapat sebuah batu yang menyerupai huruf Alif dalam Aksara Arab. selain hamparan batu, juga terdapat sebuah pondok yang berdiri tepat di pinggir pantai dari tempat ini juga kita dapat terhubung ke bebatuan yang sudah di buad sedemikian rupa hingga pengunjung dapat melaluinya dengan mudah.
di pondok ini juga, terdapat beberapa foto kegiatan di tempat ini hingga testimoni dari para selebritis yang pernah mengunjungi tempat wisata ini seperti mantan Putri Indonesia Nadine Chandrawinata dan Ramon Y Tungka, sayangnya foto-foto tersebut terlihat pudar karena di tempel begitu saja.
saya pribadi, sangat menyukai tempat ini. sepertinya tempat ini sangat asik untuk menulis, dengan pemandangan indah, sepi, dan angin pantai membuat inspirasi datang dengan mudah. :)
Alif Stone Park merupakan wisata yang cukup recomended. dilihat dari cara pemilik tempat ini mengelola objek wisata ini dengan baik..
kalau kata mamah sih, dengan konspe objek wisata seperti ini coba di buat restauran denga pemandangan pantai yang indah. pasti kita sering datang tentunya dengan harga yang masih terjangkau :)
berikut cerita liburan Tahun Baru Hijriah yang kami habiskan di tempat wisata ini. sampai jumpa di destinasi lainnya..
Terimakasih
Anita Mayang
Tuesday, October 6, 2015
Merindukan Langit Biru Natuna
Sebelumnya saya sudah pernah membahas mengenai asap pembakaran hutan yang singgah di pulau tempat kami tinggal. karena letak Pulau Natuna berada ditengah-tengah antara Sumatera dan Kalimantan tak pelak kamipun mendapat kiriman dari dua wilayah tersebut.
Memang yang dirasakan tak separah teman-teman di Riau atau Palangkaraya hanya mengganggu penerbangan selama hampir seminggu lamanya pesawat tak bisa mendarat di Lanud Ranai. Kapal penumpang juga sempat terlambat kedatangannya, sehingga kami mengatakan "Natuna Terisolir" bagi kami yang tidak memilki keperluar di luar pulau kata tersebut hanya seperti guyonan belaka, namun bagi mereka yang memiliki kepentingan di luar pulau pastinya ini sangat mengganggu.
saya tidak akan membahas mengenai isu yang sedang merebak saat ini, seperti bagaimana sikap pemerintah, atau lain halnya.
saya hanya sedang merasakan kerinduan, rindu dengan langit Natuna yang biru Sinar Matahari yang menyilaukan dan menghangatkan, lensa kamera yang dapat menangkap keindahan-keindahan Pulau ini. namun, dalam waktu hampir sebulan semuanya tertutup asap langit berwarna putih kelabu, dan kami belum melihat lagi langit yang dihiasi awan-awan beraneka rupa.
kini, kami belum juga berjumpa dengan langit seperti ini. hampir setiap hari saat mata terbuka, saya selalu melihat keluar jendela rumah dan melihat apakah langit Natuna sudah kembali normal? namun saya belum mendapatkannya hingga saat ini.
Seperti biasa minggu lalu saya bersama keluarga melakukan traveling ke sebuah tempat yang dinamakan Tanjung Datuk. namun karena di google map tempat tersebut belum terdaftar, sehingga saya tidak dapat memprediksi berapa jarak tempuh dari rumah menuju Tanjung Datuk.
Pastinya perjalanan yang ditempuh cukup jauh, saat berangkat kami menelusuri pinggir pantai di sebalah kanan sedangkan disebelah kiri masih banyak pepohonan yang sebagian sudah kering namun masih banyak juga pepohonan hijau. seperti yang saya katakan diawal, meskipun kami berangkat disiang hari dimana langit terlihat begitu indah berwarna biru jernih tanpa awan namun pemandangan itu tak terlihat saat itu. karena cuaca tidak dalam keadaam mendung, dan saya berusaha menghibur diri dengan mengatakan bahwa kamera digital saya rusak, atau saya masih belum ahli mengambil gambar. karena saya hanya menggunaka photohop untuk mengedit Contrast dan Brightness-nya saja. tidak ada efek-efek lebih yang di berikan.
sesampainya di Tanjung Datuk, kami di sajikan sebuah pemandangan yang cukup indah. karena tempat tersebut termasuk tempat ketinggin, dari tempat itulah kita dapat memandang lautan lepas yang untuk kesekian kali saya katakan masih tertutup oleh kabut asap sehingga warna toska yang sering muncul tak terlihat saat itu.
saya sangat merindukan memandang langit Natuna yang biru dan jernih, dan Asap segera menghilang dari Indonesia. dan Indonesia kembali menjadi cantik seperti biasanya tanpa kabut asap di mana-mana.
Sunday, October 4, 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)